Dalam rangka benchmarking pencapaian program pendidikan nasional, Indonesia berpartisipasi dalam berbagai studi internasional, salah satunya adalah PISA (Program for International Student Assessment). Soal PISA yang terkait dengan matematika dikembangkan berdasarkan 4 konten, yaitu Shape and Space, Change and Relationship, Quantity, dan Uncertainty. Konten-konten tersebut sudah termuat dalam Kurikulum 2013 mata pelajaran matematika yang tersebar mulai dari kelas VII hingga kelas IX SMP, sehingga logikanya siswa di Indonesia yang berusia 15 tahun (duduk di kelas IX SMP) sudah memahami konten tersebut. Namun faktanya hasil PISA untuk Indonesia tahun 2018 yang telah diumumkan OECD menunjukkan hasil yang tidak sesuai dengan harapan. Pada tahun 2018 skor PISA Indonesia untuk matematika berada di peringkat ke-7 dari bawah (79 negara peserta) dengan skor 379 (rata-rata OECD 489). Sebagai pembanding, China dan Singapura menempati peringkat tinggi untuk skor matematika dengan skor 591 dan 569 (http://litbang.kemdikbud.go.id/pisa).
Pembiasaan siswa dalam mengerjakan soal-soal sejenis PISA merupakan salah satu langkah yang dapat dilakukan untuk membantu siswa dalam menyelesaikan soal-soal yang menitikberatkan pada penalaran (reasoning). Akan tetapi, masalah yang dihadapi oleh guru adalah kurang tersedianya soal-soal yang didesain khusus yang sesuai dengan potensi siswa dan karakter siswa sehingga diasumsikan bahwa soal-soal tersebut akan membantu mengembangkan potensi siswa menggunakan penalaran (reasoning) dalam setiap menjawab soal. Agar siswa terbiasa dengan soal-soal tersebut maka guru perlu diberikan sosialisasi tentang apa dan bagaimana karakteristik dan framework tentang soal-soal PISA dengan cara mengembangkan dan mengadaptasikan soal-soal model PISA untuk diimplementasikan dalam proses pembelajaran di kelas. Apabila hal ini bisa diantisipasi dengan baik, kemudian guru dapat mengupayakan perbaikan sistem pembelajaran yang saat ini ada, dengan mengenalkan soal soal sejenis PISA dalam formatif tes yang dilakukan dalam pembelajaran, maka pada tahun 2021 capaian PISA di Indonesia berpeluang akan mendekati capaian rerata negara-negara OECD.
Menindaklanjuti hal tersebut Tim Pengabdian kepada Masyarakat melalui Riset Grup Pembelajaran Matematika Pendidikan Dasar dan Menengah, Program Studi Pendidikan Matematika, FKIP, Universitas Sebelas Maret yang terdiri dari Dr. Imam Sujadi, M.Si., Prof. Dr. Budiyono, M.Sc., Ira Kurniawati, S.Si., M.Pd., Arum Nur Wulandari, S.Pd., M.Pd., dan Riki Andriatna, S.Pd., M.Pd. bekerja sama dengan Tim MGMP Matematika Kota Surakarta menyelenggarakan kegiatan “Pendampingan Guru dalam Menyusun Sendiri Soal Matematika Sejenis PISA di MGMP Matematika SMP Kota Surakarta.” Kegiatan ini melibatkan 34 guru Matematika yang dilakukan dengan sistem daring dikarenakan situasi pandemi Covid-19. Walaupun dilakukan dengan sistem daring, peserta pendampingan aktif dan antusias dalam mengikuti setiap tahapan kegiatan pendampingan. Pendampingan dilaksanakan selama tiga hari yaitu tanggal 2, 3, dan 17 September 2020.
Kegiatan diawali dengan penyampaian materi mengenai Pengantar PISA dan Mengembangkan Aktifitas Pembelajaran dan Penilaian di masa Pandemi Covid-19. Selanjutnya para guru juga dibekali materi Penyusunan Soal Matematika Sejenis PISA yang ditindaklanjuti dengan praktik membuat soal, diskusi, dan implementasi. Soal-soal yang sudah dibuat oleh guru diharapkan dapat digunakan pada pembelajaran matematika di sekolah tempat guru tersebut mengajar sehingga siswa dapat berlatih mengerjakan soal-soal sejenis PISA. Dengan kegiatan ini diharapkan terjadi peningkatan kemampuan berpikir kritis, kemampuan penalaran dan kemampuan pemecahan masalah siswa dalam menyelesaikan soal sejenis PISA, baik berupa soal penalaran, pemecahan masalah maupun literasi matematika.